Selasa, 30 November 2010

MAKALAH

Perkembangan Masa Remaja

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

“Psikologi Perkembangan”

msoDCDD6

Sumarni: 210 508 029

Nur Anshor Rizal: 210 508 000

Rully Alifatul Kustian: 210 508 038

TB / PBA V

Dosen Pengampu:

Elvi Yuliani Rochmah, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PONOROGO

2010/2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam buku psikologi perkembangan yang berbeda-beda penggunaan istilah-istilah, kadang juga berbeda tetapi mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama.

Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada yang member istilah: puberty (Inggris), puberteit (Belanda), pubertas (Latin), berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian. Ada pula yang menggunakan istilah Adulescentio (Latin) yaitu masa muda. Istilah Pubescence yang berasal dari kata pubis yang dimaksud pubishair atau rambut di sekitar kemaluan. Dengan tumbuhnya rambut itu suatu pertanda masa kanak-kanak berakhir dan menuju kematangan atau kedewasaan seksual. Dalam buku-buku di Indonesia istilah-istilah itu dipakai berganti-ganti. Agar penggunaan istilah itu tidak rancu dalam uraian ini dipakai dalam istilah remaja dengan pembagian praremaja, remaja awal dan remaja akhir.

Batasan masa remaja dari berbagai ahli memang sangat bervariasi, disini dapat diajukan batasan: Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.[1]

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah definisi Remaja?

2. Bagaimana masa-masa perkembangan remaja?

3. Bagaimanakah aspek-aspek perkembangan remaja?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Remaja

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode sturm und drang. Disebabkan karena mereka mengalami gejolak penuh emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat.[2]

Masa remaja meliputi perkembangan, pertumbuhan, dan permasalahan yang jelas berbeda dengan masa sebelumnya maupun masa sesudahnya. Apabila timbul permasalahan pribadi pada masa ini, maka sifat permasalahan memiliki cirri khas. Dengan demikian, bantuan kepada para remaja untuk menyelesaikan suatu masalah seyogyanya didasari pendekatan yang khusus dari sudut psikologi remaja [3]

Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah, sebab kapan masa remaja berakhir dan kapan anak remaja tumbuh menjadi seorang dewasa tidak dapat ditetapkan secara pasti. Baru sejak abad ke-19 muncul konsep adolesen sebagai suatu periode kehidupan tertentu yang berbada dari masa anak-anak dan masa dewasa.

Terlepas dari kesulitan untuk merumuskan definisi dan menentukan batas akhir masa remaja, tetapi kini batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun = masa remaja akhir. Remaja awal hingga remaja akhir inilah yang disebut masa adolesen.[4]

Dalam membahas definisi remaja ini, berikut dikemukakan beberapa pandangan para ahli psikologi.

a. Pandangan Biososial

Pandangan ini memfokuskan kajiannya pada hubungan antara mekanisme biologis dengan pengalaman sosial. Tokohnya adalah :

1. G. Stanley Hall

Ia berpendapat bahwa remaja adalah masa “Strum and Drang”, yaitu sebagai periode yang berada dalam dua situasi : antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan.

2. Roger Barker

Berbeda dengan hall, Roger mendefinisikan bahwa remaja merupakanmasa transisi antara masa anak-anak dan dewasa.

b. Pandangan Relasi Interpersonal

Remaja adalah suatu periode manakala terjadi perubahan dalam hubungan dengan sosial, dalam hal ini yang menjadi tokoh dari definisi adalah :

1. George Levinger

Ia berpendapat bahwa remaja mulai mengenal minatnya terhadap lawan jenisnya, yang biasanya terjadi pada saat kontak dengan kelompok dalam berinteraksi, dengan kelompok remaja mulai teretarik dengan anggotanya.

2. Ellen Berschheid & Elaine Walster

Mereka berpendapat bahwa hubungan di antara remaja yang berbeda jenis kelamin mendorong remaja kea rah percintaan (pacaran).

c. Pandangan Sosiologis dan Antropologis

Pandangan ini menekankan studinya terhadap pengaruh norma, moral, harapan budaya dan sosial, ritual, tekanan kelompok, dan dampak teknologfi terhadap perilaku remaja. Tokoh pendapat ini adalah :

1. Kingsley Davis

Ia berpendapat bahwa konflik antara orang tua dengan remaja merupakan ilustrasi klasik dari pandangan sosiologis.

2. Ruth Benedict

Dia berpendapat bahwa upaya mengasuh remaja sampai mampu menempati posisi dewasa secara penuh merupakan masalah pokok dalam masyarakat.

d. Pandangan Psikologis

Tokoh dari teori ni adalah Erik H. Erikson, dia berpendapat bahwa remaja bukan sebagai periode konsolidasi kepribadian, akan tetapi sebagai tahapan penting dalam siklus kehidupan.

e. Pandangan Belajar Sosial

Tokoh dari teori ini adalah :

1. Boyd McCandless

Dia berpendapat berpendapat bahwa rangsangan yang memicu atau mendorong respo-respon kebiasaan mungkin berasal dari dalam atau luar diri individulah yang membentuk kepribadian remaja dan tingkah lakunya.

2. Talcot Parson

Dia berpendapat bahwa elemen-elemen dalam masyarakat yang kompleks memberikan dampak yang kuat terhadap pola-pola tingkah laku remaja.

3. Albert Bandura

Dia berpendapat bahwabelajar mengobservasi memberikan dampak yang cukup kuat terhadap tingkah laku sosial- antisocial anak atau remaja.[5]

B. Masa Perkembangan Remaja

Masalah remaja adalah masa datangnya pubertas (sebelas sampai empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas-masa tranisisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Ada sejumlah alasan untuk ini:

1. Remaja mulai menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya.

2. Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, yang semuanya harus mutakhir.

3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.

4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.

Ada sejumlah kesulitan yang sering dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan orang tua mereka, merupakan bagian yang normal dari perkembangan ini.

Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, antara lain :

1. Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya-periang berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sukar ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah abnormal. Itu hanya perlu diprihatinkan bila ia terjerumus dalam kesulitan, kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya.

2. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya birahi adalah normal dan sehat. Ingat, bahwa perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku seksual.

3. Membolos

4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan kedisiplinan yang salah dari orang tua terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak-dan sering tidak ada sama sekali

5. Penyalahgunaan obat bius

6. Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia.

C. Aspek-aspek perkembangan remaja
1. Perkembangan Fisik

Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual serta fungsi reproduksi proporsi muka.. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna dalam meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

2. Perkembangan Kognitif Dan Bahasa

a). Konsep Kecerdasan

Aspek kognitif mencakup kemampuan berfikir seseorang yang sering di sebut dengan kecerdasan (intelegensi). Witherington, mengidentifikasi beberapa perilaku intelegensi sebagai berikut: a. Kemampuan dalam menggunakan bilangan; b. Efisiensi dalam berbahasa; c. Kecepatan dalam pengamatan; d. Kemudahan dalam mengingat; e. Kemudahan dalam memahami hubungan imajinasi.[6]

b). Pengukuran Kecerdasan

kecerdasan dapat di ukur melalui tes kecerdasan, orang pertama yang melakukan tes kecerdasan ini adalah Binet yang mengukur fungsi kognitif[7], lalu tes tersebut disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga tes tersebut di kenal dengan tes Binet Simon atau Intelegensi Question (IQ).

Sedangkan menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001. Witherington, beberapa ciri perilaku

3. Perkembangan Kepribadian Dan Sosial

Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).

Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.[8]



[1] Sri Rumini dan Dra. Siti Sundari , Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2004. Hal 53.

[2] Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005. Hal 63

[3] Elvi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press 2005. Hal:179

[4] Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009. Hal 189.

[5] H. Syamsul Yusuf,Psikologi Perkembagan Anak dan Remaja, cet, ke-10. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Hal.185-190.

[7] Wiji Hidayati dan Sri Purnami, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Teras, 2008, Hal.145-146.

MAKALAH

Perkembangan Masa Remaja
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Psikologi Perkembangan”









Sumarni: 210 508 029
Nur Anshor Rizal: 210 508 000
Rully Alifatul Kustian: 210 508 038

TB / PBA V


Dosen Pengampu:
Elvi Yuliani Rochmah, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam buku psikologi perkembangan yang berbeda-beda penggunaan istilah-istilah, kadang juga berbeda tetapi mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama.
Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada yang member istilah: puberty (Inggris), puberteit (Belanda), pubertas (Latin), berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian. Ada pula yang menggunakan istilah Adulescentio (Latin) yaitu masa muda. Istilah Pubescence yang berasal dari kata pubis yang dimaksud pubishair atau rambut di sekitar kemaluan. Dengan tumbuhnya rambut itu suatu pertanda masa kanak-kanak berakhir dan menuju kematangan atau kedewasaan seksual. Dalam buku-buku di Indonesia istilah-istilah itu dipakai berganti-ganti. Agar penggunaan istilah itu tidak rancu dalam uraian ini dipakai dalam istilah remaja dengan pembagian praremaja, remaja awal dan remaja akhir.
Batasan masa remaja dari berbagai ahli memang sangat bervariasi, disini dapat diajukan batasan: Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi Remaja?
2. Bagaimana masa-masa perkembangan remaja?
3. Bagaimanakah aspek-aspek perkembangan remaja?



BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Remaja
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode sturm und drang. Disebabkan karena mereka mengalami gejolak penuh emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat.
Masa remaja meliputi perkembangan, pertumbuhan, dan permasalahan yang jelas berbeda dengan masa sebelumnya maupun masa sesudahnya. Apabila timbul permasalahan pribadi pada masa ini, maka sifat permasalahan memiliki cirri khas. Dengan demikian, bantuan kepada para remaja untuk menyelesaikan suatu masalah seyogyanya didasari pendekatan yang khusus dari sudut psikologi remaja
Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah, sebab kapan masa remaja berakhir dan kapan anak remaja tumbuh menjadi seorang dewasa tidak dapat ditetapkan secara pasti. Baru sejak abad ke-19 muncul konsep adolesen sebagai suatu periode kehidupan tertentu yang berbada dari masa anak-anak dan masa dewasa.
Terlepas dari kesulitan untuk merumuskan definisi dan menentukan batas akhir masa remaja, tetapi kini batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun = masa remaja akhir. Remaja awal hingga remaja akhir inilah yang disebut masa adolesen.
Dalam membahas definisi remaja ini, berikut dikemukakan beberapa pandangan para ahli psikologi.
a. Pandangan Biososial
Pandangan ini memfokuskan kajiannya pada hubungan antara mekanisme biologis dengan pengalaman sosial. Tokohnya adalah :
1. G. Stanley Hall
Ia berpendapat bahwa remaja adalah masa “Strum and Drang”, yaitu sebagai periode yang berada dalam dua situasi : antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan.
2. Roger Barker
Berbeda dengan hall, Roger mendefinisikan bahwa remaja merupakanmasa transisi antara masa anak-anak dan dewasa.
b. Pandangan Relasi Interpersonal
Remaja adalah suatu periode manakala terjadi perubahan dalam hubungan dengan sosial, dalam hal ini yang menjadi tokoh dari definisi adalah :
1. George Levinger
Ia berpendapat bahwa remaja mulai mengenal minatnya terhadap lawan jenisnya, yang biasanya terjadi pada saat kontak dengan kelompok dalam berinteraksi, dengan kelompok remaja mulai teretarik dengan anggotanya.
2. Ellen Berschheid & Elaine Walster
Mereka berpendapat bahwa hubungan di antara remaja yang berbeda jenis kelamin mendorong remaja kea rah percintaan (pacaran).



c. Pandangan Sosiologis dan Antropologis
Pandangan ini menekankan studinya terhadap pengaruh norma, moral, harapan budaya dan sosial, ritual, tekanan kelompok, dan dampak teknologfi terhadap perilaku remaja. Tokoh pendapat ini adalah :
1. Kingsley Davis
Ia berpendapat bahwa konflik antara orang tua dengan remaja merupakan ilustrasi klasik dari pandangan sosiologis.
2. Ruth Benedict
Dia berpendapat bahwa upaya mengasuh remaja sampai mampu menempati posisi dewasa secara penuh merupakan masalah pokok dalam masyarakat.
d. Pandangan Psikologis
Tokoh dari teori ni adalah Erik H. Erikson, dia berpendapat bahwa remaja bukan sebagai periode konsolidasi kepribadian, akan tetapi sebagai tahapan penting dalam siklus kehidupan.
e. Pandangan Belajar Sosial
Tokoh dari teori ini adalah :
1. Boyd McCandless
Dia berpendapat berpendapat bahwa rangsangan yang memicu atau mendorong respo-respon kebiasaan mungkin berasal dari dalam atau luar diri individulah yang membentuk kepribadian remaja dan tingkah lakunya.
2. Talcot Parson
Dia berpendapat bahwa elemen-elemen dalam masyarakat yang kompleks memberikan dampak yang kuat terhadap pola-pola tingkah laku remaja.

3. Albert Bandura
Dia berpendapat bahwabelajar mengobservasi memberikan dampak yang cukup kuat terhadap tingkah laku sosial- antisocial anak atau remaja.
B. Masa Perkembangan Remaja
Masalah remaja adalah masa datangnya pubertas (sebelas sampai empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas-masa tranisisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Ada sejumlah alasan untuk ini:
1. Remaja mulai menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya.
2. Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, yang semuanya harus mutakhir.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.
4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.
Ada sejumlah kesulitan yang sering dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan orang tua mereka, merupakan bagian yang normal dari perkembangan ini.


Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, antara lain :
1. Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya-periang berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sukar ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah abnormal. Itu hanya perlu diprihatinkan bila ia terjerumus dalam kesulitan, kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya.
2. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya birahi adalah normal dan sehat. Ingat, bahwa perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku seksual.
3. Membolos
4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan kedisiplinan yang salah dari orang tua terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak-dan sering tidak ada sama sekali
5. Penyalahgunaan obat bius
6. Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia.
C. Aspek-aspek perkembangan remaja
1. Perkembangan Fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual serta fungsi reproduksi proporsi muka.. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna dalam meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

2. Perkembangan Kognitif Dan Bahasa
a). Konsep Kecerdasan
Aspek kognitif mencakup kemampuan berfikir seseorang yang sering di sebut dengan kecerdasan (intelegensi). Witherington, mengidentifikasi beberapa perilaku intelegensi sebagai berikut: a. Kemampuan dalam menggunakan bilangan; b. Efisiensi dalam berbahasa; c. Kecepatan dalam pengamatan; d. Kemudahan dalam mengingat; e. Kemudahan dalam memahami hubungan imajinasi.
b). Pengukuran Kecerdasan
kecerdasan dapat di ukur melalui tes kecerdasan, orang pertama yang melakukan tes kecerdasan ini adalah Binet yang mengukur fungsi kognitif , lalu tes tersebut disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga tes tersebut di kenal dengan tes Binet Simon atau Intelegensi Question (IQ).
Sedangkan menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001. Witherington, beberapa ciri perilaku

3. Perkembangan Kepribadian Dan Sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.